Utamanya, menurut Hujjatul Islam, imam al-Ghazali mengemukakan bahwa tugas pendidik yakni menyempurnakan, membersihkan mensucikan, serta membawa hati menjadi yang taqorrub ila Allah. Para pendidik hendaknya mengarahkan peseta didik untuk mengenal Allah lebih dekat melalui seluruh ciptaan-Nya. Para pendidik dituntut untuk dapat mensucikan jiwa peserta didik. Hanya dengan jiwa-jiwa yang suci manusia akan dekat dengan khaliqnya.

Berkenaan dengan konsep tersebuti, an-Nahlawi menyimpulkan  bahwa selain bertugas mengalihkan berbagai pengetahuan dan ketrampilan kepada peserta didik, tugas utama yang perlu dilakukan pendidik adalah tazkiyat an-nafs, yaitu mengembangkan, membersihkan, mengangkat jiwa peserta didik kepada Khaliqnya, menjauhkannya dari kejahatan dan menjaganya agar tetap berada pada fitrah yang hanif.

Dengan demikian, tugas dan peran guru bukan hanya sekedar mengajarkan bahan bidang studi keahliannya, namun juga bertugas sebagai tenaga ahli kependidikan di bidang perencanaan dan pengembangan kurikulum. Melalui keterampilannya, guru dituntut untuk mampu menentukan jenis bidang studi itu. Guru akan memperoleh kemampuan yang lebih mendalam tentang menyeleksi bahan bidang studi yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Saat ini, tugas guru menjadi pendidik dan pengajar tidaklah mudah. Tantangan begitu banyak dan besar, misalnya, anak didik tidak mau diatur, semangat belajar rendah, maunya dari yang mengenakkan, daya juang kecil. Di beberapa tempat anak didik suka tawuran, berantem dan menjadi korban narkoba. Tantangan menjadi lebih berat lagi, disebabkan kesejahteraan guru di negara ini memang sangat rendah, sehingga makin berat bagi guru untuk dapat menjalankan tugas menjadi secara baik.

Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan.  Itulah sebabnya jenis profesi ini paling muda terkena pencemaran. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.
Tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Semakin akurat para guru melaksanakan tugasnya semakin terjamin tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan.

Menurut al-Ghazali dikutip oleh Abudin Nata, ciri-ciri guru yang baik adalah:
1.      Guru harus mencintai muridnya seperti mencintai anak kandungnya sendiri.
2.      Guru jangan mengharapkan materi (upah) sebagai tujuan utama dari pekerjaannya (mengajar) karena mengajar adalah tugas yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW.
3.      Guru harus mengingatkan muridnya agar tujuannya dalam menuntut ilmu bukan untuk kebanggaan diri atau mencari keuntungan pribadi tapi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
4.      Guru harus mendorong muridnya agar mencari ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang membawa kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
5.       Dihadapan muridnya guru harus memberikan contoh yang baik, seperti berjiwa halus, sopan, lapang dada, murah hati dan berakhlak terpuji lainnya.
6.      Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan daya tangkap anak didiknya.
7.      Guru harus mengamalkan yang diajarkannya karena ia menjadi idola di mata anak didiknya.
8.      Guru harus memahami minat, bakat dan jiwa anak didiknya sehingga disamping tidak akan salah dalam mendidik juga terjalin hubungan yang akrab antara guru dan anak didiknya.
9.      Guru harus dapat menanamkan keimanan kedalam pribadi anak didiknya sehingga akal pikiran anak didik tersebut akan dijiwai oleh keimanan itu.


Sebagaimana dikutip dalam http://www.wartamadani.com/2013/11/peran-guru-ideal-dalam-pembelajaran.html

0 comments:

Post a Comment

 
Top